Sabtu, 25 Agustus 2012


MENENGOK BANDUNG LEBIH DEKAT
                    
        Bandung , Cakrawala , Minggu (16/10), City Tour dimulai dari sebuah hotel yang letaknya di belakang GOR di kawasan Cikutra, Untuk menuju tempat kumpul yang telah ditentukan dan supaya tidak tersesat kami berempat Adi, Febi, Dian dan Lila ditemani oleh kang Ichsan yang juga anggota icmi jawa barat , ada beberapa pilihan alat transportasi untuk menuju ke pusat kota, menggunakan taxi , ojeg dan angkutan umum, setelah berembug kami memilih naik angkutan umum saja ,selain murah kami juga dapat melihat jalan yang dilalui, Ini adalah kali pertama penulis diajak jalan-jalan di kota Bandung walaupun sebenarnya sudah beberapa kali mengunjungi kota kembang ini untuk berbagai urusan keluarga. Semasa kecil ketika mendegar Bandung maka yang terpikir adalah sebuah kota di jawa barat yang indah, udaranya sejuk dan dingin. Tapi sekarang Bandung sudah terlalu padat penduduk dan dipenuhi kendaraan bermotor, tiada hari tanpa macet, mungkin itulah salah satu peyebab macetnya jalan demikian dijelaskan kang Ichsan yang terkesan pendiam ini.

        Tidak terasa setengah jam telah berlalu sambil menikmati pemadangan selama perjalanan dengan "angkot" demikian biasanya masyarakat menyebut kendaraan angkutan umum , akhirnya tepat pukul 07.00 Wib sampai juga di tujuan pertama yaitu Jl.Sudirman , ini merupakan salah satu dari tiga kawasan Car Free Day ( bebas kendaraan bermotor pukul 06.00 s/d 10.00 yang diberlakukan setiap hari minggu) di Bandung. Sungguh diluar dugaan sepanjang jalan kawasan sudirman ini telah dipenuhi warga kota bandung dan sekitarnya bersama keluarga untuk berolah raga maupun sekedar refreshing setelah bekerja selama seminggu atau jalan-jalan menghirup udara segar serta menikmati hangatnya sinar matahari pagi yang menerobos dicelah tingginya gedung-gedung sepanjang jalan ini. Tidak lama kemudian munculah kang Haris dengan senyum yang ramah menyambut kedatangan kami tepat di depan pusat perbelanjaan Bandung Indah Plasa atau biasa dikenal dengan sebutan BIP. Kang Haris juga merupakan anggota ICMI jawa barat dan  salah satu aktifis pemuda Bandung yang dikepalanya selalu dipenuhi  ide-ide kreatif.
            Sepanjang jalan Sudirman ini juga terlihat sederetan sepeda onthel yang tergabung di Paguyuban Sapedah Baheula PSB, dan siapapun melintas di kawasan jalan sudirman, pandangan tidak akan lepas pada seorang wanita pengendara sepeda onthel dengan mengenakan busana tempoe doeloe, dan ternyata diketahui beliau akrab dipanggil oleh teman-temannya sebagai Mamih Tetty yang juga tercatat sebagai salah satu anggota PSB ini. Sepeda onthel kesayangan yang dimilikinya merupakan warisan dari kakeknya, , pernah ada yang berminat untuk membelinya dengan harga yang lumayan bagus,  namun Mamih Tetty tetap tidak menjualnya. Sepeda Onthel miliknya sarat dengan sejarah kehidupan keluarga, hingga sekarang sepeda onthel tersebut merupakan alat transportasi yang setia untuk mengantarkannya kemanapun pergi. ungkap Mamih yang kini berusia 62 tahun dan sudah mempunyai cucu ini. Tiada hari tanpa ngagowes sapeda. Hampir setiap minggu Mamih Tetty tidak pernah absen untuk berkumpul dengan teman-teman sapedah baheula nya. Maka tak heran diusianya yang masuk dikepala enam ini terlihat fisiknya sehat dan selalu tersenyum.
            Menurut Kang Haris, PSB yang berdiri sejak tahun 2005 ini memiliki beberapa divisi, salah satu diantaranya adalah Divisi Wisata yang dipimpinnya, sejalan dengan hobinya akang (sebutan akrab untuk kakak ditanah sunda) kita yang satu ini selalu ramah dan tersenyum itulah yang membuat ia disukai oleh teman-temannya. Divisi ini dituntut selalu dapat menelorkan ide-ide kratif, agar anggota dan masyarakan tidak bosan dan monoton , demikian ungkapnya. Kegiatan bhakti sosial juga sering dilakukannya seperti , donor darah, sunatan masal, penghijauan , dan yang tak kalah menarik adalah kegiatan cabut paku di pohon yang ada di Bandung, acara cabut paku tersebut berhasil mengumpulkan hampir sekarung. Luar biasa ! kang haris berharap kegiatan semacam ini dapat berkesinambungan.
            Dari kawasan sudirman ini dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju halaman balai kota, memasuki halaman balai kota ini serasa memasuki sebuah kebun raya , halamanya luas disebelah kiri pintu masuk terlihat sebuah gedung megah dengan Art deco Style yang menawan dan konon merupakan gudang penyimpanan kopi milik tuan tanah Andreas de Wilde sebelum dibawa dengan menggunakan pedati ke Braga Weg  , beberapa puluh meter didepannya ada sebuah taman yang rindang, bersih, hamparan rumput hijau nan indah. Parc of Pieter Sythof (taman merdeka / taman balai kota).Belanda sangat serius untuk membuat kenyamanan kepada penduduknya, ini dibuktikannya dengan dibangunnya taman dimana-mana , Belanda membangun kota Bandung di rencanakan hanya untuk 200 ribuan penduduk saja , namun saat ini pada siang hari tercatat 2,7 juta penduduk yg memadati ruas jalan dan 3,5 juta pada malam harinya ( thn 2004).
            Bandoeng tempoe doeloe, tak jarang para turis yang datang banyak yang kepincut dengan mojang priangan , sesuai motto pariwisatanya  “Don’t come to Bandung, if you left a wife at home” (Jangan datang ke Bandung, bila kautinggalkan istrimu di rumah), ada juga yang menamakan Bandung adalah creatif city  idenya tidak pernah habis, dan satu hal yang kita patut acungi jempol adalah apabila masyarakatnya mempunyai ide-ide kreatif tidak bergantung kepada pemerintah, artinya untuk mewujudkan ide tersebut tanpa bantuan pemerintahpun tetap jalan,  demikian kang Haris yang selalu setia mendampingi kami menambahkan. Luar biasa !
           
            Menyusuri jalan raya kota bandung dari balai kota, kita sekarang berada di persimpangan jalan merdeka dimana disebelah kanan ada sebuah gereja katedral santo Petrus, dibangun oleh Ir. Charles Proper Wolff Schoemaker dan bergaya arsitektur neo-Gothic. Dibangun di lahan 2.385 m2 dengan luas bangunan 785 m2 , jika dilihat dari atas / dari udara, gereja ini berbentuk menyerupai salib.dan gereja ini diberi nama St. Franciscus Registahun  1895.
            Kalau disebelah kanan ada gereja maka di kiri agak ke timur dari persimpangan dan menghadap jalan perintis kemerdekaan  gedung bersejarah tersebut pada jaman kolonial Belanda dikenal dengan nama “De Javasche Bank Bandung", yang dibangun pada tahun 1909, dan telah direnovasi menjadi lebih besar oleh Edward Cuypers, seorang arsitek Belanda pada 1918, dan sejak 1953 selanjutnya pemerintah memanfaatkan sebagai gedung Bank Indonesia.
            Kang Haris pria yang selalu bersemangat ini tak henti-hentinya menjelaskan tentang tempat bersejarah di kota Bandung ini, selanjutnya akang mengajak kami ke gedung Indonesia Menggugat , ketika membaca papan nama gedung ini, yang tersirat oleh penulis adalah pasti berkaitan dengan Soekarno. Di depan Gedung yang halamannya tidak terlalu luas ini terdapat prasasti tepat berada di bawah pohon besar yang rindang. Konon nama gedung ini diambil dari pidato Soekarno yang dibaca sendiri disalah satu ruang gedung ini. Pidato tersebut merupakan pembelaan dirinya saat sidang kasus politiknya di gedung pengadilan kolonial Belanda tahun 1930, Soekarno bersama Raden Gatot Mangkoepradja, Maskoen, dan Soepriadinata, ditangkap polisi Belanda pada 29 desember 1929 dan di masukan ke sel sempit penjara Banceuy Bandung. Di sel sempit dan kotor ini Soekarno menyusun pidato pembelaannya. Dalam keputusan pengadilan pada 22 Desember 1930, menyatakan mereka bersalah, dan Soekarno dihukum dengan empat tahun penjara, karena desakan berbagai pihak Soekarno Soekarno dibebaskan pada 31 Desember 1931, bebas dua tahun lebih awal dari hukuman yang seharusnya dijalani selama empat tahun.
          Tidak jauh ke arah selatan dari gedung De Javasche Bank ada lintasan jalan kereta api yang memisahkan sisi utara dan sisi selatan, jalan kereta api ini dibangun oleh Belanda disamping fungsinya sebagai jalan kereta api, juga bertujuan sebagai batas untuk memisahkan wilayah orang Belanda dengan wilayah orang pribumi. Coba kita lihat saja dari bentuk bangunan, di sisi utara banyak terdapat bangunan megah dengan arsitektur eropa, dan disisi selatan hanya gedung2 biasa yang dibangun seadanya oleh pribumi yang juga sebagai tempat buangan sampah dsb, , sampai demikian jauh perbedaan utara dan selatan, ujar kang Haris sambil menunjukkan rel kereta api yang dimaksudkan.
            Terus kearah selatan kita memasuki daerah yang sudah kesohor sejak jaman pemerintahan Hindia Belanda, jalan Braga nama jalan utama di kota Bandung yang sampai saat ini masih dipertahankan sebagai obyek wisata.Parijs van Java. Kalau kita melihat sepanjang  jalan braga ini, seperti sedang berada di luar negeri, banyak terdapat gedung-gedung lama yang dipertahankan sejak masa Hindia Belanda, yang masih nampak berciri arsitektur lama adalah, toko Sarinah, Apotik Kimia Farma dan Gedung Merdeka (Societeit Concordia) yang letaknya di jalan Asia-Afrika (Postweg) dibangun olehHerman Willem Daendels pada tahun 1811, tidak terasa jam telah menunjukan pukul 13.30 , hampir tujuh jam berjalan kaki, weleh-weleh capeknya tidak dirasakan,semua ini berkat kang Haris yang pandai menceritakan kota tercintanya dan  ternyata Bandung masih menyimpan banyak gedung maupun bersejarah yang belum sempat dikunjungi, luar biasa .(UR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar